Cara Membuat EM dan Aplikasinya

CARA MEMBUAT EM DAN APLIKASINYA



Ilustrasi Gambar EM (Effective Microorganism)


PENDAPAT PARA AHLI TENTANG EM
 
Sebelum kita masuk ke pembahasan teknis mengenai Cara Membuat EM dan Aplikasinya, saya ingin mengulas tentang terbelahnya dua (2) pendapat  terkait EM.   Pendapat pertama mengatakan bahwa meskipun Mikroorganisme pada EM berasal dari luar wilayah --katakanlah dari negara lain yang iklim dan karakteristik tanahnya berbeda -- tidak akan memberi pengaruh negatif pada lahan.  Sedangkan pendapat kedua menyatakan sebaliknya, bermasalah karena karakteristik mikroorganisme ditiap lahan berbeda.  Aplikasi mikroorganisme yang berbeda karakteristik dapat memberi pengaruh negartif pada lahan.

Saya pribadi lebih sependapat dengan pendapat kedua, alasannya sebagai berikut:

Pertama,Terkait Asal Mula Tanah.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi / pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah (Sumber : Wikipedia, Tanah)

Kedua, Terkait Pengaruh Tanah dan Adaptasi Tanaman Lokal 
Bahwa jenis mikroorganisme, sebagai salah satu elemen 'pencipta' tanah, yang ada di suatu wilayah akan mempengaruhi karakteristik dan jenis tanah wilayah itu, dan pada akhirnya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi, tumbuh dan berkembang secara alami di tempat itu. Karakteristik tanah gurun akan berbeda dengan tanah pantai, begitu juga tanah pegunungan dan pesawahan. Kaktus adalah tanaman alami wilayah gurun, kelapa adalah tanaman alami wilayah pantai, dan seterusnya.  Demikian halnya tanah di negara empat musim tidak akan sama persis dengan tanah di negara dua musim.  Bunga matahari bisa tumbuh di negara empat musim bukan saat musim salju, padi gogo tumbuh baik di tanah kering peladangan dan bukan di tanah basah persawahan.

Evolusi, proses selama ratusan bahkan ribuan tahun itu telah mempengaruhi struktur jenis tanah, 'menentukan' jenis tanaman tertentu yang dapat tumbuh alami di lahan kita, maka idealnya tanaman semacam itu yang kita budidayakan di lahan kita – misalnya bisa dilihat dari kesamaan bentuk daun, dll -- sehingga budidayanya juga secara alami, tanpa perlu inputan macam-macam.

Ketiga, Informasi bahwa EM bersifat Offensif.
Pada pertengahan 2008, saya bertemu seorang kenalan yang bekerja di salah satu yayasan penggiat Permakultur di Bali, yang telah memberikan saya satu bundel buku Permakultur. Kebetulan kenalan tadi sedang main ke Lampung dalam rangka mengunjungi keponakannya yang diwisuda.  Teman tadi mengatakan begini: menurut penelitian salah satu kampus di Jawa Barat, mikroorganisme pada EM bersifat offensif.  Jika kita mengaplikasikan EM yang berasal dari mikroorganisme luar wilayah pada lahan kita, maka mikroorganisme tadi akan menghabisi mikroorganisme alami (lokal) yang ada di lahan kita.  Dikatakan bahwa dalam dua tahun lahan kita akan bersih dari mikroorganisme lokal, dan tanah lahan kita akan dikuasai EM-asing.

Mungkin tidak masalah jika tujuannya adalah merubah karakteristik tanah lahan kita, misalnya untuk tujuan membudidayakan tanaman tertentu yang sama asalnya dengan EM yang kita gunakan.  Tapi belum tentu juga tanpa masalah dalam jangka panjang.  

Pertimbanagan dan Analisa awal saya di atas perlu dibuktikan dengan praktek lapangan dan didukung dengan hasil penelitian ilmiah.  Namun untuk berjaga-jaga, perlu prinsip kehati-hatian, asas menghormati alam dengan memperlakukannya secara tidk sembarangan.  

RESEP PEMBUATAN EM YANG SUDAH TERUJI SELAMA BERTAHUN-TAHUN


Maka dengan pertimbangan itu dalam artikel ini saya akan menuliskan resep Membuat EM-0 Lokal, yang sudah dipraktekkan oleh seorang teman Petani dari Jogja, yang menjalankan pertanian organik lebih dari 17 tahun.  Resep ini saya dapatkan dari Mas Tanto de Hobo, Petani Organik yang kritis, asal Sleman, Yogyakarta.

Alat dan Bahan :
1. Buah, cukup buah tak terpakai, menggunakan prinsip re-use sehingga murah (misalnya: pepaya kematengan, pisang kematengan, dll - yg penting mengandung zat gula) sekitar 1 kg.
2. Gula (bisa gula kelapa, bisa gula tebu) sekitar 5 Sendok makan.
3. Air untuk melarutkan gula - Secukupnya.
4. Wadah, misalnya: Botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter atau ember (yg penting bukan dari logam)


CARA MEMBUAT EM SECARA MANDIRI


Cara Pembuatan :
1. Buah pepaya / pisang dikupas, lalu dihancurkan hingga menjadi bubur (Pure / jus).
2. Campurkan dengan Gula yg sudah dicairkan.
3. Tuang ke wadah.
4. Tutup wadah (jika botol akan lebih praktis karena sudah ada tutupnya. Jika ember, perlu ditutup dengan plastik, dan diikat. Ini karena Bakterinya Anaerob.
5. Letakkan di tempat yg terlindung dari cahaya matahari langsung.
6. Selanjutnya, setiap hari, tutup botol dibuka selama 10 menit, lalu tutup lagi. Tujuannya mengurangi Gas hasil dari fermentasi.
7. Lakukan sampai 14 hari. EM-0 Siap dipakai.
8. Tanda2 fermentasi berhasil : baunya seperti tapai. kalau baunya busuk berarti gagal.

CARA APLIKASI EM DI LAHAN PERTANIAN


Cara Aplikasi:
EM-0 ini dapat dimanfaatkan baik sebagai starter kompos, yakni untuk mempercepat proses dekomposter atau proses pembuatan kompos, maupun sebagai pupuk tanaman.  Secara umum dosis penggunaan untuk starter kompos perbandingannya lebih pekat jika dibanding untuk digunakan sebagai pupuk, yakni 1 : 5 (1 bagian EM : 5 bagian air) untuk starter, dan 1 : 10 untuk pupuk siram/semprot tanaman.

Yang perlu diingat,  EM ini sifatnya korosif terhadap logam, jadi gunakan alat menyemprot dan menyiram yang berbahan plastik atau karet.


Catatan :
  • Cara Pembuatan EM di atas hanya salah satu dari banyak cara membuat EM.  Mungkin dilain kesempatan saya akan menuliskan cara atau resep lain membuat EM.

  • EM-0 ini sifatnya masih umum, penggunaannya bisa untuk memupuk hampir semua jenis tanaman, namun belum merupakan inputan yang spesifik.  Maka disarankan EM-0 dibuat menjadi EM-1 terlebih dahulu agar lebih spesifik, lebih pas sesuai kebutuhan tanaman sepesifik.  Misalnya EM-1 untuk padi, EM-1 untuk kakao, dan sebagainya.  Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di Cara Membuat EM -1

Demikian Sahabat Petani, semoga artikel berjudul Cara Membuat EM dan Aplikasinya ini bermanfaat.


Salam Hangat






Thomas Pras, 23 April 2014.



Sumber : 
Resep dari Mas Tanto de Hobo, Sleman, Jogjakarta.
Title: Cara Membuat EM dan Aplikasinya; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar