Kopi, Kretek dan Keranjang Takakura

Kopi, Kretek dan Keranjang Takakura


 Kiri: Kopi, Kanan: Keranjang Takakura, kalau Kreteknya lagi diudud


Ada apa dengan Kopi, Kretek & Keranjang Takakura ?


Mungkin Sobat sekalian heran dengan judul di atas, 
Apa coba hubungan Kopi, Kretek dan Keranjang Takakura ?!  ... maksa banget !

Ceritanya begini,
Kemarin, Sabtu pagi, 10 Mei 2014, ada SMS masuk, 
Bunyinya: “kapan mau nglepus ro ngopi Mas? Aku di rumah hari ini.
SMS dari seorang senior.

Tentu saya merasa senang dapat undangan ngopi dan diskusi, dari seorang teman.  Sekilas kami punya kesamaan, sesama penyuka tema sosiologi, pengorganisasian, spiritualitas-praksis, dan yang jelas sama-sama doyan ngebul ... ha ha.

Teman ini juga cukup aktif melibatkan diri dalam pendampingan anak-muda.  Selain untuk ngobrol campur diskusi, juga dalam rangka mengambil sample kopi produksi teman tadi, untuk saya pasarkan -- kebetulan ada teman lain di luar kota yang buka kedai kopi dan meminta sampel. 

Kopi Lampung Asli yang Mantab rasanya 


Akhirnya kami sepakat ketemuan sore.  
Sekitar pukul 4 sore, saya meluncur ke rumahnya.  Suasana habis hujan nan sejuk, menambah pas ritual ngopi dan nglepus, batin saya di perjalanan, ha ha.

Ngobrol tanpa kopi, rasanya akan hambar. Jadi kalau Sobat sekalian butuh Kopi Lampung, silahkan pesan lewat saya ...  Ha ha  :) 
Silahkan tengok-tengok dulu Produk Kopi 100 % Kopi Lampung Asli di sini : elora kopi.

Kami langsung ngobrol panjang lebar, salah satunya diskusi mengenai pendampingan anak-muda, dan persoalan sampah di lingkungannya yang sempat dibahas bersama warga, tapi belum ada keputusan bagaimana solusinya.

Maka saya cerita dengan kunjungan belajar ke Blitar dan Surabaya  tahun 2007 lalu, saat pertama kali kenal dengan teknologi pengolahan sampah skala Rumah Tangga bernama: Keranjang Takakura.  Teknologi sederhana membuat kompos.

Singkat kata, akhirnya kami sepakat belajar bareng, praktik mengelola sampah rumah tangga masing-masing, dan kemudian menularkannya ke anak-anak muda, untuk mengatasi persoalan sampah dilingkungannya.  Bahkan teman tadi menyediakan lahan tanah yang letaknya tak jauh dari rumahnya untuk lahan percobaan praktek, semacam demplot.  Nemu !


Selama ini saya mengolah sampah rumah tangga dengan cara menimbun saja, sebab tempat saya tinggal bisa dibilang masih kebun.  Buat lubang, masukkan sampah rumah tangga dan sampah organik dari kebun, siram EM bikinan sendiri, timbun lagi.  Sebulan kemudian bisa di panen.  Selain itu, saya juga sudah cukup lama fakum dari pendampingan yang intens dan tuntas.  Jadi seperti nemu obat kangen ... 

Lewat obrolan tadi, saya merasa menemukan wahana untuk menduplikasi apa yang dilakukan Pusdakota dalam mendampingi masyarakat Rungkut Lor dalam mengelola lingkungannya, juga mempraktekkan Desain Mandala seperti di Wana Patria.

Maka mumpung hari minggu, saya buka-buka lagi artikel-artikel terkait Keranjang Takakura dan Mandala, berhubung file saya ikut amblas bersama jebolnya hardisk dekstop lama.  Setelah setengah hari, akhirnya jadilah dua artikel ini :


Selamat menikmati ...


Salam Hangat,




Thomas Pras, 11 Mei 2014.
Title: Kopi, Kretek dan Keranjang Takakura; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar