Petani



Ilustrasi Petani
.  Sumber: liocooper.com

PETANI

Katanya tanah kita tanah subur,
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Paman petani,  kenapa kau sering terpekur

Ooh, harus gadaikan sawah sekedar untuk makan

Kudengar  sudah tanam benih unggul dari USA
 Berkarung pupuk dan pestisida sintetis telah  pula kau tabur
Tapi mengapa tampangmu malah  nelangsa
Aiih, tanamanmu justru disikat hama  hingga ludes dan hancur

Kudengar mereka berembuk soal swasembada,
Paman tentu tak lagi pusing soal benih, pupuk, dan pestisida
Apalagi Paman Sam yang baik hati telah diajak kerjasama
Walaaaah, selain amplop dan bingkisan, yang lain ternyata turun salah mangsa

Gagal  maning, gagal maning
Tempel koyok di kening ‘tuk redakan pening
Sesaat senang panen berlimpah,
Duh-aduh kau keras mengaduh, oleh harga yang teramat parah

Jika kalian melintas jalan yang ditepinya ada persawahan
Dan melihat  lelaki paruh baya telanjang dada -hanya sarungan,
Dengan tersenyum ramah lambaikan tangan,

Dialah Paman Petani yang kuceritakan



(Thomas.Pras,  20 Mei 2007)

*) Ending terinspirasi dari ending cerita Balada Si Roy,  Gol A Gong.

Title: Petani; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar