Mengenal Kembali EM, Effective Microorganism

MENGENAL KEMBALI EM,
EFFECTIVE MICROORGANISM


                 Ilustrasi EM, Effective Microorganism.  Sumber : www.docstoc.com



Sebenarnya EM Sudah Cukup Lama dikenal di Indonesia


Artikel ini sengaja saya beri judul " Mengenal Kembali EM (Effective Microorganism) " sebab pada hakekatnya EM sudah dikenal cukup lama di Indonesia, yakni sejak tahun 1990-an.
Sebagian kita ada yang sudah mengenal dan masih tetap menggunakan EM, sebagian yang lain sudah sempat mengenal EM namun kemudian lupa, dan sebagian lainnya memang belum tau apa itu EM
Jadi buat yang sudah kenal EM pun nggak masalah baca artikel ini, apalagi kalau mau berbagi pengalaman lapangan.  :D


Apa itu EM ?


Bagi yang belum mengenal apa itu EM (Effective Microorganism), berikut ini penjelasan singkatnya:  

EM, atau yang terkadang juga disebut sebagai :
  • Starter atau 
  • Inokulan, atau 
  • MoL (Mikroorganisme Lokal).   
EM merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan.  Dikatakan mennguntungkan, karena diantaranya berguna bagi pertumbuhan tanaman.  Weis, dengar menguntungkan, Paman dan Bibi Petani langsung senyum  :D

Sekilas Sejarah EM


Penggunaan EM pada awalnya diprakarsai oleh Prof. Dr. Teruo Higa di Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang.  Kemudian EM telah diterapkan oleh petani organik di banyak negara, antara lain Jepang, Thailand, Brazil, Amerika Serikat, Philiphina, Srilangka, Cina, Korea Selatan, Taiwan, India, Perancis, Malaysia, New Zealand, Laos, Myanmar, termasuk para petani di Indonesia


Sekilas Manfaat EM

Dalam konteks ‘Pendidikan Orang Dewasa’, belajar itu punya satu tujuan, salah satunya haruslah memberikan manfaat.  Maka mari kita lihat sekilas apa manfaat bahasan kita kali ini.  Sejak EM dikenalkan di Indonesia melalui kerjasama dengan pusat-pusat pelatihan pertanian swadaya, kontak tani dan kelompok-kelompok tani, dan diterapkan oleh para petani: peternak (ayam, babi, sapi) dan petranak nelayan (udang dan ikan).  Dari hasil pengamatan di lapangan, serta hasil percobaan yang telah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1990, membuktikan bahwa EM mampu beradaptasi dan memberikan respon yang positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, ternak, udang dan ikan

Mengapa EM bisa bermanfaat ?
Memangnya apa sih kandungan EM itu ?
Mungkin pertanyaan semcam itu yang muncul ketika pertama kali membaca tulisan semacam paragraf-paragraf di atas.
So, Sobat Petani, mari kita bedah satu per satu.

Microorganism yang terdapat dalam EM

Mikroorganisme yang terdapat di dalam EM terdiri dari: Lactobacillu sp. (bakteri asam laktat), bakteri fotosintetik, ActinomycetesStrepmyces sp., dan ragi.  Fungsi dari masing-masing mikroorganisme tersebut adalah sebagai berikut :
Bakteri fotosintetik (Bakteri Fototrofik) berfungsi untuk mengikat nitrogendari udara bebas,memakan gas-gas beracun dan panas dari hasil proses pembusukan, sehingga polusi di dalam tanah menjadi berkurang.
Bakteri fotosintetik merupakan  mikroorganisme yang mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan, bahan organik dan atau gas-gas berbahaya (misalnya hydrogen sulfide), dengan menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleik, zat-zat bioaktif dan gula, yang kesemuanya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hasil-hasil metabolisme tersebut dapat diserap langsung oleh tanaman dan sebagai substrat bagi bakteri yang terus bertambah.

Bakteri Asam laktat (Lactobacillus sp.) berfungsi untuk memfermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap oleh tanaman.
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, sedangkan bakteri fotosintetik dan ragi menghasilkan karbohidrat lainnya.
Asam laktat dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan dan meningkatkan percepatan perombakan bahan-bahan organik. Selain itu, asam laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulose, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan pengaruh-pengaruh yang merugikan yang diakibatkan oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai.
Bakteri asam laktat mempunyai kemampuan untuk menekan pertumbuhan fusarium, suatu mikroorganisme yang merugikan, yang menimbulkan penyakit pada lahan-lahan yang terus ditanami.  Biasanya pertambahan jumlah populasi fusarium akan melemahkan kondisi tanaman, yang berakibat meningkatkan serangan berbagai penyakit dan mengakibatkan bertambahnya secara tiba-tiba jumlah cacing yang merugikan.  Namun dengan adanya bakteri asam laktat, cacing-cacing tersebut secara berangsur akan hilang, karena bakteri asam laktat menekan perkembangbiakan dan berfungsinya fusarium.

Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur, menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan. Actinomycetes dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian, kedua spesis ini sama-sama meningkatkan mutu lingkungan tanah, dengan meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.

Jamur fermentasi (Streptomyces sp.) atau jamur peragian seperti Aspergilus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Zat-zat tersebut akan menghilangkan bau dan bersifat racun terhadap hama dan serangga, sehingga mencegah tanaman dari serbuan serangga dan ulat-ulat yang merugikan. Akar-akar tanaman mengeluarkan zat-zat seperti karbohidrat, asam amino dan asam organik serta enzim-enzim. Bakteri EM memanfaatkan zat sekresi tersebut untuk tumbuh. Selama proses ini mereka juga mengeluarkan dan memberikan asam amino dan asam nukleik serta berbagai vitamin dan hormon pada tanaman. Oleh sebab itu, tanaman akan tumbuh dengan baik sekali dalam tanah-tanah yang didominasi oleh EM

Actinomycetes dan Streptomyces sp (Jamur Fermentasi), keduanya berfungsi untuk menghasilkan senyawa-senyawa antibiotik yang bersifat toksik terhadap patogen/penyakit, serta dapat melanjutkan ion-ion fosfat dan ion-ion mikro lainnya. 

Ragi berfungsi untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa-senyawa organic (dalam bentuk alkohol, gula, dan asam amino) yang siap diserap oleh perakaran tanaman.

Setelah membaca tentang tentang apa itu EM sebagaimana tertulis di atas, pertanyaan logis yang barangkali muncul dibenak sobat sekalian adalah: “Jika kultur EM mengandung mikrorganisme yang terdapat di alam, lantas apakah keuntungan menggunakan EM” ?
Prof. Dr. Teruo Higa menemukan bahwa mikroorganisme dapat hidup bersama dalam kultur campuran dan secara fisiologis ada yang mempunyai kecocokan di antara mikroorganisme tersebut.  Kecocokan tersebut akan menghasilkan aksi sinergistik, saling menunjang.

Jadi sudah jelas ya, mikroorganisme-mikroorganisme yang ada dalam EM tadi saling bersinergi dan memberikan manfaat bagi manusia dalam membudidayakan tanah (agro), sehingga membantu upaya manusia dalam membudidayakan tanaman, dan usaha pertanian dalam arti luas (meliputi juga peternakan dan perikanan).

Lebih Detil Mengenai Manfaat EM

Dari berbagai penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa EM dapat:
  1. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanaman,
  2. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme indogenus yang menguntungkan, seperti ; Mycorhiza, Rhizobium, bakteri pelarut, fosfat, dsb,
  3. Memfiksasi nitrogen,
  4. Mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida kimia.
  5. Mempercepat fermentasi limbah dan sampah organik (membantu percepatatn proses dekomposisi / sebagai dekomposter)
  6. Menekan pertumbuhan patogen tanah.
Dengan demikian, penggunaan EM dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen yang selalu merupakan masalah pada budidaya tanaman satu jenis atau monokultur, dan budidaya tanaman secara terus menerus (continuous cropping). 

Disamping diterapkan pada tanah dan tanaman, EM juga memiliki kegunaan lain, diantaranya untuk :

Pengolahan limbah, untuk mempercepat penguraian limbah.  EM bekerja memfermentasikan limbah, selain itu juga dapat mengurai bau pada limbah. 
Memperbaiki tanah dasar tambak, untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan udang.  EM memfermentasikan sisa-sisa pakan dan kulit udang/ikan pada tanah dasar tambak, sehingga gas beracun (metan, dan H2S, Mercaptan, dll) dan panas pada tanah dasar tambak menjadi hilang, untuk selanjutnya udang/ikan dapat hidup dengan baik.
Disemprotkan pada kandang ternak, untuk menghilangkan polusi bau pada limbah ternak.  EM memfermentasikan limbah dan kotoran ternak, hingga lingkungan kandang menjadi tidak bau, ternak tidak mengalami stress sehingga nafsu makannya meningkat.
Dicampurkan pada air minum dan makanan ternak, untuk memperbaiki mikroorganisme yang ada dalam perut ternak sehingga pertumbuhan dan produksi ternak menjadi meningkat.  EM yang diminumkan dengan dosis 1 : 1000 pada minuman ternak, hidup dalam usus ternak, berfungsi untuk menekan populasi mikroorganisme pathogen di dalam usus sehingga ternak menjadi sehat. 

Banyak kan manfaat EM Sob ... Masak nggak minat memanfaatkan ?!

Untuk Sobat Petani yang mau tau Cara Membuat EM secara Mandiri dan Menerapkannya di Lahan Pertanian nya silahkan klik link ini :

Cara membuat EM dan Aplikasinya.

Demikian artikel tentang Mengenal Kembali EM (Effective Microorganism) ini, semoga bermanfaat.

Ditunggu komentar dan sharingnya ya ... :D


Salam Hangat



Thomas Pras, 11 April 2014.

Bahan Bacaan :
1. Apa itu EM 
2. TeknologiEffective Microorganism
3. Effective Microorganism
4. Buku Permakultur, terbitan Yayasan Idep Bali.
Title: Mengenal Kembali EM, Effective Microorganism; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar